Alsintan rice transplanter adalah salah satu bentuk upaya optimasi pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian. Melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) upaya modernisasi pertanian terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas.
Alat tanam padi ini menjadi solusi semakin langkanya tenaga manusia untuk melakukan penanaman padi. Meski menggunakan mesin tapi mekanisme kerjanya sama seperti penanaman yang dilakukan manusia, berikut penjelasan lengkapnya.
Kelebihan Alsintan Rice Transplanter
Kemajuan teknologi di bidang pertanian secara efektif dan efisien membantu pekerjaan manusia jadi lebih mudah. Penggunaan alsintan (alat mesin pertanian) menawarkan beragam kelebihan bagi petani, berikut diantaranya:
1. Mempercepat Waktu Tanam
Kelebihan penggunaan alsintan rice transplanter yang pertama adalah mempercepat waktu tanam bibit. Petani juga membutuhkan tenaga lebih sedikit dibanding penanaman secara manual.
Penggunaan mesin juga secara langsung menjadi solusi kelangkaan tenaga kerja manusia. Hasil penanaman tidak berbeda dari hasil penanaman oleh tangan manusia sebab sudah ada pengaturan jaraknya sesuai spesifikasi mesin.
2. Hemat Biaya
Hemat biaya terutama untuk membayar tenaga kerja manusia. Biasanya semakin luas areal sawah maka kebutuhan tenaga penanaman bibit juga banyak. Dengan pemanfaatan alsintan bisa menghemat tiga orang tenaga kerja selama 5-6 jam untuk sawah irigasi seluas 1 hektare.
3. Peningkatan Produktivitas
Produktivitas mampu ditingkatkan secara signifikan sebab kinerja mesin konsisten dalam pengaturan jarak tanam. Jarak serta kedalaman yang presisi mendukung tanaman padi untuk tumbuh secara optimal dan seragam.
Konsistensi jarak serta kedalaman penanaman ini tidak bisa dijamin jika masih mengandalkan tenaga kerja manusia. Sehingga pertumbuhan tanaman padi hasil penanaman manual bisa tidak seragam.
4. Efektivitas Lahan
Alsintan rice transplanter menerapkan jarak tanam 20×25 cm, lebih sempit dibanding penanaman oleh tenaga manusia yang berjarak 30x30cm. Dengan jaraknya tersebut bisa membuat efektifitas penggunaan lahan meningkat.
5. Penggunaannya Mudah
Kelebihan lainnya adalah penggunaannya yang mudah bahkan untuk yang tidak mengerti mesin. Pengguna hanya perlu meletakkan bibit dalam baki yang sudah tersedia pada alsintan, selanjutnya cukup menjalankan mesin maka padi akan tertanam otomatis.
Kelemahan Alsintan Rice Transplanter
Meski banyak kelebihan serta direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian, namun alsintan ini tetap saja memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah jarak antar bagian yang tidak dapat diubah.
Jarak antar bagian yang kurang fleksibel ini memerlukan keseragaman bentuk serta ukuran areal persawahan. Terkadang cukup menjadi kendala apabila luas areal sawah yang akan ditanami kecil dan tidak simetri.
Kelemahan selanjutnya dari alsintan rice transplanter adalah kurang optimal bekerja pada ketebalan lahan lebih dari 40 centimeter. Sementara di Indonesia sendiri ketebalan sawah sangat beragam.
Areal sawah yang dekat dengan irigasi umumnya memiliki ketebalan 40 cm atau lebih. Sementara persawahan yang jauh dari irigasi atau sawah tadah hujan umumnya kurang dari 40 cm dan cenderung lebih sering kekeringan saat kemarau.
Mesin pertanian ini juga menimbulkan kendala pada saat pengangkutan karena memerlukan alat khusus. Setidaknya pengguna memerlukan gerobak atau mobil bak terbuka untuk membawanya dari rumah menuju lahan.
Ada juga kelemahan dari segi penggunaan bibit yang harus memenuhi syarat agar dapat ditanam menggunakan transplanter. Bibit padi harus memiliki kepadatan antara 2-3 bibit per cm3 dengan tinggi antara 10 sampai 20 cm.
Proses penyemaian juga perlu diperhatikan jika ingin menghasilkan bibit sesuai standar. Ketebalan tanah harus diupayakan berukuran 2 sampai 2,5 centimeter dengan akar putih yang saling berkaitan sehingga nantinya dapat digulung menyatu.
Jenis dan Cara Kerja Alsintan Rice Transplanter
Ada dua jenis transplanter yang umum digunakan oleh petani saat ini, pertama adalah tipe berjalan (Walking Type) dan kedua adalah tipe dikendarai (Riding Type). Pada jenis pertama ini operator ikut berjalan di belakang mesin sambil mengarahkan penanaman.
Tipe riding, operator bisa mengendarai mesin jadi lebih mudah dan ringan dalam bekerja. Sementara itu, cara kerja mesin dari kedua tipe ini secara umum sama. Prinsipnya adalah memastikan ketersediaan bahan bakar karena membutuhkan bensin untuk beroperasi.
Kemudian pengguna alsintan rice transplanter juga perlu melakukan pemeriksaan oli dan transisi. Supaya kinerjanya optimal, keduanya harus dalam kondisi bersih tidak ada kebocoran baik oli, bahan bakal maupun tiap seal hidroliknya.
Pada saat akan memulai, pastikan tuas ada pada posisi netral atau lock. Putar saklar lalu masukkan kopling utama pada posisi mati. Setelahnya baru tarik tali starter untuk menghidupkan.
Sebelum mulai penanaman, ada baiknya memanaskan mesin selama minimal 5 menit. Tujuannya agar semua park dapat bergerak dan terlumasi secara maksimal. Sebelum dijalankan, atur posisi ketinggian menyesuaikan kondisi lahan.
Starter mesin dengan cara menarik tali starter dan panaskan selama 5 menit. Atur posisi ketinggian sesuai kondisi lapangan. Terakhir, tentukan banyaknya bibit, letakkan pada rak penampungan, dan alsintan rice transplanter siap dijalankan.