Dalam dunia kesehatan, terdapat istilah layanan hospice care yaitu perawatan bagi pasien sakit parah sehingga mendekati akhir hayatnya. Hospice care tidak lagi berfokus menyembuhkan, melainkan memberi rasa nyaman menjelang akhir kehidupan.
Layanan ini biasanya ditanggung oleh Medicare atau program asuransi, beberapa diberikan gratis untuk mengurangi beban pasien agar kuat menjalani hari-harinya. Hospice care dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah sendiri.
Pengertian Hospice Care, Apakah Sama dengan Palliative Care?
Pada kondisi tertentu, seseorang tidak dapat sembuh dari penyakit seriusnya, atau beberapa memilih tidak menjalani penyembuhan. Mendekati masa kepergian tersebut, hospice care hadir untuk memberikan perawatan kepada mereka.
Tetapi layanan hospice care bukan memperpanjang kehidupan, tetapi lebih pada meningkatkan kualitas hidup pasien agar bahagia di hari-hari terakhirnya, memberikan rasa nyaman dan dukungan bagi pasien maupun yang merawatnya.
Karena visi inilah, muncul istilah “meninggal dengan baik.” Hospice care berusaha menunjukkan bahwa aspek psikologis dan spiritual pasien maupun caregivernya juga penting.
Hospice care tidak terikat pada tempat, jadi bisa dijalankan dari tempat tinggal, rumah sakit, panti jompo, maupun pusat hospice terpisah. Perawatan ini melibatkan tim yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian khusus.
Mulai dari dokter, perawat, pekerja sosial, pendeta, asisten kesehatan rumah sakit, relawan, hingga konselor duka cita. Mereka siap memberikan dukungan medis maupun non medis, spiritual, dan emosional yang diperlukan.
Adapun pasien yang mendapatkan layanan hospice care ini adalah penderita penyakit serius stadium akhir. Bisa juga bagi mereka yang menurut dokter hanya memiliki waktu hidup singkat (umumnya 6 bulan atau kurang).
Hospice care sendiri serupa dengan palliative care, keduanya sama-sama berupaya memberikan kualitas hidup lebih baik. Namun palliative care diberikan pada pasien penyakit serius bersamaan dengan penyembuhan dan penyakitnya, misalnya kanker.
Jadi palliative care dijalani bersamaan dengan kemoterapi, imunoterapi, atau perawatan kanker lainnya. Sedangkan hospice diberikan pada pasien yang penyakitnya sudah tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan dan tinggal menanti masa akhir hidupnya.
Pelayanan yang Dilakukan Layanan Hospice Care
Hospice care bisa menjadi alternatif pilihan pasien itu sendiri maupun saran dari dokter. Adapun pelayanan tersebut ini meliputi hal-hal berikut.
-
Perawatan Rohani
Bagi pasien hospice care yang angka harapan hidupnya rendah tentu memerlukan perawatan spiritual sesuai keyakinannya masing-masing. Tim hospice membantu menyediakan layanan ini termasuk menyiapkan ucapan selamat tinggal pada orang-orang terkasih.
-
Pertemuan Keluarga
Tim layanan hospice care juga dapat mengatur pertemuan keluarga untuk memberi tahu keadaan pasien dan apa yang dapat diharapkan. Pertemuan keluarga bertujuan memberikan dukungan pada caregiver (yang merawat) untuk meminimalisir stres.
-
Koordinasi Perawatan
Membantu memanajemen pertemuan dan layanan yang diperlukan dengan dokter, ahli onkologi, sampai pihak pemakaman. Hospice care siap sedia siang malam untuk menunjukkan bahwa pasien tidak sendirian dan bisa mendapatkan bantuan kapan saja.
-
Perawatan Sementara
Pelayanan ini menawarkan perawatan sementara bagi caregiver agar dapat beristirahat dan mengurus diri sendiri. Mereka akan menjauh dari tugas merawat sementara waktu, biasanya 5 hari dan istirahat di tempat yang disediakan.
-
Perawatan Duka Cita
Tim layanan hospice care bekerja sama dengan pihak keluarga untuk membantu mereka melalui proses berduka setelah pasien dinyatakan meninggal dunia. Pihak rumah sakit dapat merujuk mereka ke layanan dukungan jika diperlukan.
Kapan Pasien Dinyatakan Harus Mendapatkan Layanan Hospice Care?
Perawatan hospice dapat dimulai ketika penyakit pasien tidak dapat lagi dikendalikan dan diperkirakan tidak dapat bertahan hidup lebih dari 6 bulan. Sayangnya banyak perawatan hospice tidak dilakukan sedini mungkin.
Hal ini dikarenakan faktor dokter, pasien, anggota keluarga menganggap bahwa hospice adalah bentuk menyerah serta tidak ada harapan. Terkadang pasiennya juga tidak ingin berhenti berobat karena masih berharap pengobatannya akan berhasil.
Sebenarnya menyarankan layanan hospice care bukan dimaksudkan untuk menyerah, namun lebih kepada berpikir sudah waktunya fokus pada penanganan gejala dan kualitas hidup saja.
Apalagi hospice care menyediakan layanan yang tidak bisa disediakan oleh perawatan kanker, demensia, paru-paru obstruktif kronis, parkinson, gagal jantung, dan penyakit serius lainnya.
Kesehatan sendiri sering kali menurun perlahan dan penderitanya perlu banyak bantuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana jika perawatan hospice ternyata berjalan lebih dari 6 bulan?
Sebenarnya tidak ada batasan berapa lama perawatan hospice dapat berlangsung. Selama dokter mengatakan penderitanya masih sakit parah dan mendekati akhir hayatnya, maka pihak asuransi atau medicare dapat terus membayar layanan ini
Atau pasien juga bisa meninggalkan hospice care untuk sementara waktu apabila kondisi membaik sedemikian rupa. Kemudian dapat kembali lagi jika dokter masih yakin pasien punya waktu hidup kurang dari 6 bulan.
Meskipun kematian tidak dapat diperkirakan, namun pasien dapat membicarakan kondisinya dengan orang-orang terkasih. Layanan hospice care membantu pasien menghabiskan masa-masa terakhir hidup dengan bahagia dan berkualitas.