Penelitian sukses menghasilkan temuan gigi raksasa megalodon yang berasal dari sarangnya langsung. Bahkan menemukan yang diawetkan pada habitat alami makhluk tersebut. Hewan ganas yang telah punah ini menyimpan banyak misteri.
Otodus Megalodon hidup sekitar 23-2,6 juta tahun lalu. Ukurannya 3 kali lebih besar dari hiu putih, sukses mendominasi lautan. Apalagi dapat tumbuh hingga 18 meter dan ternyata dikabarkan masih lestari.
Penemuan Gigi Raksasa Megalodon Berumur Lebih dari 3,5 Juta Tahun
Ahli paleontologi Wyoming University menemukan gigi megalodon berusia 3,5 tahun. Penemuan ini di gunung laut 10.000 kaki di Hawai. Penemuan tersebut berukuran 7 cm dan pertama ditemukan dari dalam laut. Biasanya temuan gigi raksasa megalodon ada pada sedimen dasar laut. Penemuan ini unik karena sama sekali tidak disengaja. Apalagi para ilmuwan sebelumnya hanya ingin melakukan survey pada wilayah Pasifik Utara.
Dalam operasinya, menggunakan kendara ROV yang dioperasikan dari jarak jauh. Alat ini banyak digunakan mempelajari geologi maupun biologi dalam laut. Pastinya lebih aman dan efisien dipakai dalam proses penelitian. ROV sukses menemukan gunung bawah laut dekat wilayah Hawai. Kemudian menemukan gigi tersebut terletak pada wilayah antara bebatuan. Tentu cukup terlihat karena tidak tertutup sehingga muncul tanpa halangan.
Faktanya pada dasar laut khususnya cekungan laut mudah menemukan fosil semacam ini. Penyebabnya tidak lain karena jarang menemukan sedimen. Artinya fosil yang terkubur dalam waktu lama tetap terlihat. Meski begitu ada kemungkinan jika temuan gigi raksasa megalodon mengalami pengikisan. Terutama dapat berubah sebagai sedimen lebih mudah dari seharusnya. Tapi sebenarnya jarang terjadi sehingga merupakan kasus yang unik.
Penemuan tersebut menemukan fakta ketajaman yang masih terjaga. Belum lagi geriginya masih utuh sehingga tidak copot dari bebatuan. Artinya telah lama menempel pada bebatuan dan tidak terganggu ataupun terjatuh. Kebanyakan fosil gigi hiu yang berhasil ditemukan telah melalui proses penghalusan. Kemudian copot walaupun telah terdapat dalam formasi batuan. Kali ini kasusnya berbeda karena menunjukkan cerita berbeda dari bentuknya.
Bentuk Fosil Megalodon Berbeda-beda Tergantung dengan Lokasinya
Berdasarkan temuan gigi raksasa megalodon, tentu termasuk sebagai kasus spesimen baru. Penyebabnya karena pinggiran tidak rata sehingga memberi efek cerita berbeda. Misalnya mengenai lokasi di mana paling ingin dipelajari. Pada dasarnya fosil terbentuk apabila tumbuhan maupun hewan mati tertutupi pasir maupun tanah. Hal ini tidak berbeda kasusnya dengan megalodon.
Jika lapisan sedimen menumpuk, hasil fosilnya akan jauh lebih baik. Mineral dapat mengganti tulang maupun dinding sel fosil tersebut. Mengubah sisa sebagai salinan batu sempurna dari keadaan aslinya. Inilah alasannya banyak fosil ditemukan pada formasi batuan sedimen. Hal ini tidak ditemukan pada fosil gigi, padahal menghabiskan hidupnya sebagai penguasa bawah laut.
Menempati arus laut di mana mencegah pasir menutupi. Spesimennya unik karena fosil hanya bagian luarnya. Pada bagian ujung temuan gigi megalodon ternyata patah. Bagian alasnya tidak sempurna sehingga memperlihatkan daging spons gigi. Selain itu mineral mangan menempel walaupun baru kelihatan sedikit saja. Apabila mangan memfosil pada gigi, sisi dalamnya terbuka.
Hal ini menyebabkan enameloid atau bagian cangkang giginya berlubang. Kemudian cacing laut mengkonsumsi daging dekat gigi sehingga proses fosilnya cepat. Hal ini berdasarkan perkiraan karena belum ditemukan kehidupan secara langsung. Tapi memiliki dukungan nyata karena termasuk sebagai hiu besar. Jika tewas menjadi sumber makanan besar bagi makhluk lainnya.
Penemuan Fosil Megalodon Juga Pernah Ditemukan di Indonesia
Berdasarkan temuan gigi raksasa megalodon, kebanyakan hidup dekat pantai. Apalagi banyak sisa hiu prasejarah ditemukan dekat area batuan pantai. Pastinya telah banyak kasus penemuan fosil gigi di dunia. Karena penemuan inilah menjadi petunjuk tempat tersebut merupakan sarangnya. Selain di Hawai, penemuan fosil pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya di Sukabumi, Jawa Barat di mana dulunya memiliki laut luas.
Penelitian dilakukan pada kedalaman lebih dari 100 meter oleh peneliti ITB. Dulunya Sukabumi punya laut dangkal pada 35-5 juta tahun lalu. Meski begitu ditemukan penemuan fosil berusia 12-13 juta tahun. Faktanya terdapat temuan gigi raksasa megalodon hingga keberadaan paus purba. Untuk fosil megalodon sendiri ditemukan juga tulang belakangnya.
Hal ini membuat Sukabumi menjadi tempat hidup megalodon. Wilayah tersebut potensial sebagai tempat favorit megalodon untuk berburu mangsa. Apalagi wilayahnya strategi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Tidak heran banyak ditemukan fosil gigi megalodon di Gunung Sungging, Sukabumi. Ukuran gigi yang ditemukan besar dibandingkan penemuan serupa di Indonesia.
Pastinya menakjubkan melihat dari ukuran dan sejarahnya pada masa lalu. Untuk masa sekarang sendiri penggantinya masih ada yakni hiu putih. Walaupun ukurannya lebih kecil, tapi mendukung kehidupan megalodon di masa lalu. Karena penemuan yang belum lengkap, dibutuhkan alat lebih canggih. Teknologi dapat mudah mempelajari temuan gigi raksasa megalodon.